Langsung ke konten utama

Gunadarma University

Clock

Tugas ke 3 Psikologi Manajemen


Nama         : Anak Agung Kartika Sari
NPM         : 10514983
Kelas         : 3PA14

Tugas Ke 3 Psikologi Manajemen

A.    Controlling Fungsi Manajemen
1.      Pengertian dari Controlling Fungsi Manajemen
Pengawasan merupakan fungsi manajerial keempat setelah perencanaan, pengorganisasian dan pengarahan. Sebagai salah satu fungsi manajemen, mekanisme pengawasan (controlling) di dalam suatu organisasi mutlak diperlukan. Pelaksaaan suatu rencana tanpa diiringi suatu sistem pengawasan yang baik dan berkesinambungan, jelas akan mengakibatkan lambatnya atau bahkan tidak tercapainya sasaran dan tujuan yang telah ditentukan.
Berikut ini pengertian Controlling fungsi manajemen dari beberpa ahli, yaitu:
a.    Istilah pengawasan dalam bahasa Inggris disebut controlling, Dale mengatakan bahwa: “... the modern concept of control ... provides a historical record of what has happened ... and provides datethe enable ... the executive... to take corrective steps ...”  Hal ini berarti bahwa pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
b.    Admosudirdjo mengatakan bahwa pada pokoknya pengawasan (controlling) adalah keseluruhan daripada kegiatan yanag membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma standar, atau rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
c.    Menurut G. R. Terry pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu dilakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana.
d.   Disamping itu Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig mengatakan bahwa pengawasan adalah tahap proses manajerial mengenai pemeliharaan kegiatan organisasi dalam batas-batas yang diizinkan yang diukur dari harapan-harapan.
e.    Kemudian menurut T. Hani Handoko pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai.
Dengan demikian pengawasan (controlling) secara umum dapat didefinisikan sebagai cara suatu organisasi mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien serta mendukung terwujudnya visi dan misi organisasi.
2.      Langkah-Langkah Controlling Fungsi Manajemen
Ada beberapa langkah atau tahapan dalam proses pengawasan (controlling), yaitu:
a.       Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan.
b.      Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
c.       Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan.
d.      Tahap Pengambilan Tindakan Korektif
Bila diketahui dalam pelaksanaan terjadi penyimpangan, dimana perlu adanya perbaikan dalam pelaksanaan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai rencana.
3.      Tipe-Tipe Controlling
Secara konsep pengawasan memiliki banyak tipe. Menurut Hani Handoko ada tiga tipe pengawasan, yaitu:
a.       Pengawasan Pendahuluan (Feedforward Control, Steering controls)
Pengawasan pendahuluan atau sering disebut steering controls, dirancang dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan, mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan.
b.      Pengawasan Concurrent
Tipe pengawasan ini merupakan proses di mana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dahulu, atau syarat tertentu harus dipenuhi dahulu sebelum kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan atau menjadi semacam peralatan “double check” yang lebih menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.
c.       Pengawasan Umpan Balik
Dikenal sebagai past action controls, mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai yang telah ditentukan.
4.      Buatlah Strategi Controlling untuk Sebuah Organisasi
Merchant, seorang pakar management control system, menawarkan tiga strategi agar sistem pengendalian dapat bekerja dengan baik, yaitu melalui
a.    Pengendalian hasil (result control)
Sistem pengendalian yang memusatkan perhatian pada hasil dari suatu kegiatan. Logikanya jika kita ingin tujuan organisasi tercapai. Tujuan tersebut kita terjemahkan lagi menjadi target-target tertentu. Target bisa bermacam-macam, misalnya suatu perusahaan kosmetik menetapkan bahwa dalam satu bulan target penjualannya adalah 100 juta rupiah. Kemudian target perusahaan tersebut dirinci lagi pada tiap-tiap tenaga penjualan yang ada. Misalnya dalam perusahaan kosmetik tersebut terdapat lima orang tenaga penjualan (sales person). Jadi masing-masing sales person ditargetkan untuk dapat melakukan penjulan sebesar 20 juta rupiah. Tenaga penjual yang mencapai target akan mendapatkan reward sedangkan yang tidak mencapai target akan mendapatkan punishment. Namun bukan hanya hasil penjualan saja sebagai result, hasil bagi bagian produksi per hari atau jumlah produk yang tanpa cacat atau bisa juga biaya produksi per unit.
b.    Pengendalian aksi (action control)
Strategi controlling yang kedua adalah pengendalian aksi. Pengendalian aksi adalah sistem pengendalian yang lebih menekankan pada cara-cara orang ataupun elemen organisasi dalam menjalankan tugas yang harus dikerjakannya. Disini terjadi apa yang disebut sebagai action accountability, yaitu orang atau bagian organisasi harus mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya. Prinsip yang digunakan adalah “pay for good action”, yaitu kita memberikan isentif kepada orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan baik dan benar (good action)dan memberikan hukuman bagi yang tidak melakukan pekerjaan dengan baik dan benar (poor action).   
c.    Pengendalian orang (people control)
Merupakan pengendalian yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan dua tipe kontrol sebelumnya. People control digunakan untuk membangun kesadaran bagi tiap individu untuk berusaha mengendalikan diri sendiri. Dapat dilakukang dengan selecting and placement, training, job design and provison of necessary resources.
B.     Kekuasaan dan Pengaruh
1.      Pengertian Kekuasaan
Power atau kekuasaan adalah kemampuan membuat orang lain melakukan apa yang diinginkan seseorang untuk mereka lakukan (Gibson, Ivancevich, Donnelly dan Konopaske, 2012). Kekuasaan merupakan kekuatan positif untuk mencapai efektivitas organisasi tingkat tinggi.
Robbins dan Judge (2012) mengatakan bahwa kekuasaan adalah menujukkan kepada kapasitas bahwa A harus memengaruhi perilaku B sehingga B bertindak menurut harapan A. Seseorang dapat mempunyai kekuasaan, tetapi apabila tidak menggunakannya, maka menjadi kapasitas atau potensi. Aspek paling penting dalam kekuasaan adalah fungsi ketergantungan (dependency). Semakin besar B tergantung pada A , maka semakin besar kekuasaan A dalam hubungan tersebut.
Konsep kekuasaan sangat penting untuk memahami bagaimana orang mampu saling memengaruhi dalam organisasi (Mitzberg, 1983; Pfeffer 1992). Kekuasaan melibatkan kapasitas satu pihak (agen) untuk memegaruhi pihak lain (target).
Menurut MrSchane dan Von Glinov (2010) menyatakan bahwa kekuasaan sebagai kapasitas seseorang, tim atau organisasi untuk memengaruhi orang lain. Kekuasaan juga diberi pengertian sebagai kemampuan membujuk orang lain untuk melakukan sesuatu yang ingin kita lakukan atau kemampuan membuat segala sesuatu terjadi atau membuat segala sesuatu dilakukan dengan cara yang kita inginkan (Schermehorn, Hunt, Osborn, dan Uhl-Bien, 2011).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa power atau kekuasaan pada hakikatnya adalah kapasitas atau kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk membujuk, memengaruhi dan membuat orang lain tergantung padanya dan bersedia melakukan apayang diinginkan.
2.      Sumber-Sumber Kekuasaan
Menurut Robbins dan Judge (2011) dasar atau sumber kekuasaan dikelompokan dalam kategori  formal power dan personal power. Formal power didasarkan pada posisi individu dalam organisasi yang dapat berasal dari kemampuan memaksa (coerce) atau menghargai atau dari kewenangan formal. Sedangkan personal power bersumber pada karakteristik unik individu yang berupa keahlian (expertise).
Sedangkan menurut Schermehorn, Hunt, Osborn, dan Uhl-Bien (2011) menunjukkan sumber kekuasaan lebih luas. Yang dikelompokkan ke dalam position power dan personal power. Position power mencakup legitimate power, reward power, coercive power, process power, information power dan representative power. Sedangkan dalam personal power meliputi expert power, rational persuation, referent power dan coalition power.
Di samping itu Gibson, Ivancevich, Donnelly dan Konopaske (2012) mengelompokkan kekuasaan dalam interpersonal power mencakup legitimate power, reward power, coercive, expert dan referent power. Sedangkan kelompok lainnya adalah structural dan situational power yang meliputi resource, decision-making power dan information power. Di samping itu ada interdepartemental power yang meliputi coping with uncertainty, centrality dan subsitutality.
Keseluruhan tipe, jenis, dasar atau sumber kekuasaan tersebut di atas dapat dijelaskan seperti di bawah ini:
a.       Coercive Power
Dasar kekuasaan yang memaksa, tergantung pada ketakutan atau hasil negatif dari kegagalan untuk mematuhi. Manajer dapat menolak reward yang diharapkan atau mengadministrasikan hukuman untuk mengontrol orang lain.
b.      Reward Power
Kepatuhan dicapai berdasar pada kemampuan mendistribusikan reward yang dipandang berharga oleh orang lain.
c.       Legitimate Power
Kekuasaan yang diterima orang sebagai hasil dari posisinya dalam hierarki formal suatu organisasi. Disebut pula sebagai kewenangan formal dimana manjer dapat menggunakan hak komando utnuk mengontrol orang lain.
d.      Process Power
Merupakan kekuasaan untuk mengontrol atas metode produksi dan analisis. Kekuasaan disini menempatkan individu dalam posisi memengaruhi bagaiman masukan ditranformasi menjadi keluaran untuk organisasi.
e.       Information Power
Merupakan akses informasi atau pengawasan terhadap informasi. Information power merupakan komplemen hierarki legitimate power. Kekuasaan atas informasi membantu spesialis atau manajer yang berada di tengah sistem informasi organisasi.
f.       Representative Power
Merupakan hak formal yang diberikan pada individu oleh organisasi yang memungkinkan mereka berbicara sebagai perwakilan kelompok, terdiri dari individu dari lintas departemen atau di luar organisasi.
g.      Expert Power
Merupakan pengaruh yang didasarkan pada keterampilan atau pengetahuan khusus. Merupakan kemampuan mengontrol perilaku orang lain karena posisi pengetahuan, pengalaman atau pertimbangan yang tidak dipunyai orang lain, tetapi memerlukan.
h.      Referent Power
Pengaruh yang didasarkan pada identifikasi dengan orang yang mempunyai sumber daya yang diharapkan atau sifat personal. Merupakan kemampuan perilaku orang lain karena harapan individu untuk menyesuaikan diri dengan sumber kekuasaan.
i.        Rational Persuation
Kemampuan mengontrol orang lain karena, melalui usaha individu, orang menerima harapan tujuan yang ditawarkan dan cara yang berasal untuk mencapainya.
j.        Coalition Power
Merupakan kemampuan mengontrol perilaku orang lain secara tidak langsung karena individu berhutang kewajiban kepada kita atau orang lain sebagai bagian kepentingan kolektif yang lebih besar.
k.      Resources Power
Kekuasaan terjadi ketika orang mempunyai saluran terbuka pada sumber daya misalnya uang, pekerja, teknologi, bahan dan pelanggan. Dalam organisasi, sumber daya penting dialokasikan ke bawah sepanjang garis organisasi. Manajer tingkat atas mempunyai lebih besar kekuasaan mengalokasikan sumber daya daripada manajer di bawahnya dalam hierarki manajemen.
l.        Decision-making Power
Merupakan kekuasaan dimana individu atau sub unit dapat memengaruhi pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan tingkat kekuasaan mereka.
m.    Coping with Uncertainty
Kejadian yang tidak dapat diantisipasi dapat menimbulkan masalah bagi organisasi atau sub-unit. Karena itu sub-unit yang paling dapat mengatasi ketidakpastian terutama yang memerlukan kekuasaan.
n.      Centrality Power
Sub-unit paling snetral pada aliran pekerjaan dalam organisasi biasanya mendapatkan kekuasaan. Ukuran centrality adalah tingkatan dimana pekerjaan sub-unit memberikan kontribusi pada hasil akhir organisasi. Suatu sub-unit dalam posisi memegaruhi sub-unit lain yang mempunyai posisi sentral, karenanya juga kekuasaan.
o.      Substitutability Power
Menunjukkan kemampuan sub-unit lain dapat mengerjakan pekerjaan atau tugas suatu sub-unit. Apabila organisasi dapat menyediakan alternatif sumber keterampilan, informasi dan sumber daya untuk melakukan pekerjaan oleh sub-unit, kekuasaan sub-unit diturunkan atau menjadi berkurang.
p.      Socialized Power
Socialized Power diarahkan pada membantu orang lain dan dinilai sebagai rencana yang menunjukkan adanya manfaat campuran dan kepedulian pada orang lain.
q.      Personalized Power
Personalized Power diarahkan pada membantu diri sendiri, di mana ekspresi kekuasaan untuk kepentingan perluasan personal menjadi terpenting.
3.      Pengertian Pengaruh
Influence atau pengaruh adalah penggunaan perilaku aktual yang menyebabkan perubahan perilaku atau sikap orang lain. Terdapat dua aspek penting pengaruh, yaitu pertama pengaruh dapat dilihat sebagai direksional artinya dapat bersifat downwar (manajer memengaruhi pekerja), bisa juga bersifat upward (pekerja memengaruhi manajer) dan kedua  pengaruh bersifat relatif. 
Kekuasaan absolut “influencer” dan “influence” tidak sepenting disparitas di antara mereka (Colquitt, LePine, Weason, 2011). Kekuasaan adalah hanya kapasitas memengaruhi orang lain menunjukkan potensi mengubah sikap dan perilaku seseorang sedangkan pengaruh adalah setiap  perilaku yang berusaha mengubah skap atau perilaku seseorang (McShane & Von Glinov, 2010).
Dengan demikian dapat dijelaskan pada dasarnya pengaruh adalah penggunaan perilaku aktual yang menyebabkan perubahan sikap atau perilaku seseorang, kelompok atau organisasi.
4.      Pengaruh Taktik Dalam Organisasi
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Selain menggunakan kekuasaan, ada berbagai cara yang dapat digunakan oleh orang yang berada dalam organisasi untuk mempengaruhi orang lain. Taktik-taktik mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat, atau bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka seseorang dapat mempengaruhi orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya. Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-taktik yang biasa digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukur telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, & Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl dkk, menunjukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi (Hughes et all, 2009), yaitu:
a.       Persuasi Rasional (rational persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
b.      Daya-tarik Inspirasional (inspirational appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain. Misalnya dengan memberikan penjelasan yang menarik tentang nilai-nilai yang diinginkan, kebutuhan, harapan, dan aspirasinya.
c.       Konsultasi (consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana atau perubahan yang akan dilaksanakan.
d.      Mengucapkan kata-kata manis (ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan, memberikan pujian, atau sikap bersahabat dalam memohon sesuatu.
e.       Daya-tarik Pribadi (personal appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
f.       Pertukaran (exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
g.      Koalisi (coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk atau sebagai alasan agar orang yang dijadikan target setuju.
h.      Tekanan (pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
i.        Mengesahkan (legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi. Dalam kenyataan, biasanya orang menggunakan beberapa taktik secara sekaligus. Misalnya seseorang menggunakan Ingratiation dikombinasikan dengan rational persuasion dan exchange atau personal.
5.      Contoh Kasus Kekuasaan dan Pengaruh Pada Sebuah Organisasi dan Berikan Saran
a.       Contoh Kasus Kekuasaan
Hakim Agung Ahmad Yamani diberhentikan secara tidak hormat karena terbukti melakukan pemalsuan berkas putusan gembong narkoba Hengky Gunawan
JAKARTA — Majelis Kehormatan Hakim Mahkamah Agung di Jakarta, Selasa (11/12) memberhentikan Hakim Agung Ahmad Yamani secara tidak hormat, karena terbukti melakukan pemalsuan berkas putusan pengajuan kembali (PK) terpidana kasus narkoba Hengky Gunawan.
“[Majelis Hakim] memutuskan menolak pembelaan diri hakim terlapor dan menjatuhkan sanksi terhadap hakim terlapor dengan sanksi berat berupa pemberhentian dengan tidak hormat dari jabatan Hakim Agung,” ujar Ketua Majelis Kehormatan Hakim Paulus E. Lotulung saat membacakan putusan.
Saran :
Seharusnya yang bersangkutan dapat mempertanggungjawabkan setiap tugas dan wewenang yang sudah diembannya, yang bersangkutan semestinya menjadi contoh pemimpin yang dapat mencerdaskan bangsa, yang dapat menjadi contoh suri tauladan yang baik sebagai pemimpin dalam memustuskan setiap perkara di peradilan. Hal tersebut sudah menjadi kewajiban sebagai hakim agung dalam menegakkan proses peradilan di lembaga penegakan hukum di Indonesia. Seorang hakim harus dapat memberikan proses penegakan hukum secara adil, jujur dan tidak berpihak. Jika seorang hakim terbukti melakukan pemalsuan berkas putusan terpidana kasus narkoba, hal ini merupakan kesalahan besar dan fatal terlebih lagi menyangkut kasus-kasus berat yang merugikan bahkan merusak masa depan bangsa dan negara.
Contoh Kasus Pengaruh Pada Sebuah Organisasi
SBY Dinilai Ingin Kaderisasi Agus Harimurti ke Dunia Politik
JAKARTA, KOMPAS.com -  Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang, mengatakan, keputusan Ketua Umum Partai DemokratSusilo Bambang Yudhoyono(SBY) mengusung anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono, menjadi bakal calon Gubernur DKI merupakan batu loncatan untuk Agus masuk ke dunia politik. Sebastian, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (25/9/2016), menjelaskan, SBY tampaknya ingin menjadikan Agus sebagai tokoh penting di Demokrat. Menurut dia, apa yang dilakukan SBY terhadap Agus merupakan kaderisasi Partai Demokrat agar nantinya orang tidak asing jika Agus ditunjuk sebagai petinggi Demokrat. Pencalonan pada Pilkada DKI 2017, kata Sebastian, merupakan saat yang tepat untuk memperkenalkan Agus di dunia politik.
Agus selama ini merupakan anggota militer berpangkat mayor dan tak pernah terlihat dalam dunia politik. "Ini (Pilkada DKI) pintu keluar yang paling pas bagi Pak SBY untuk mendorong anaknya masuk ke gelanggang politik. Menang atau tidak, itu bukan tujuan utama. Kalaupun tidak (menang), SBY ingin menunjukan kalau Agus sudah masuk ke dalam gelanggang politik," kata Sebastian. Agus yang dipasangkan dengan Sylviana Murni dinilai sebagai duet yang menarik. Sebelumnya, Sylviana merupakan Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI yang memiliki segudang pengalaman di dalam pemerintahan.
"Jadi tinggal bagaimana mesin partai memberikan pengaruhnya kepada warga DKI, serta Agus-Sylviana meyakinkan publik yang ekspektasinya sangat besar ini," kata Sebastian. Koalisi pendukung Agus-Sylviana diisi Partai DemokratPartai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Saran :
Disinilah jelas terlihat peranan SBY dalam memberikan pengaruh terhadap pencalonan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Hal ini menurut saya sangat disayangkan, bahkan banyak masyarakat yang beropini bahwa karir Agus cukup cemerlang di bidang kemiliteran. Tidak menutup kemungkinan memang, seorang Agus Harimurti dapat merambah dunia politik, justru hal ini dipandang sebagai hal yang tidak biasa, karena partai pengungsungnya pun berasal dari partai dimana ayahnya yang menjadi ketua umum yakni Partai Demokrat. Saran saya meski Agus mendapat pengaruh dari SBY, saya harapkan kepada yang bersangkutan untuk bersikap tegas, mampu mempertanggungjawabkan keputusan yang telah diambil dan harus bersikap bersih tanpa adanya pengaruh oknum-oknum politik yang dapat mencampuri urusan keputusannya sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Daftar Pustaka:
Fahmi, I. (2012). MANAJEMEN Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta cv.
Feriyanto, A., & Triana, E.S. (2015). Pengantar MANAJEMEN (3 IN 1). Yogyakarta: MEDIATERA.
Mariyanti, M.M. (2011). “Kekuasaan dan Taktik Mempengaruhi Orang Lain dalam Organisasi”. Jurnal Administrasi Bisnis. 7 (1), 45-58.
Pratapa, A. (2009). The Art of Controlling People: Strategi Mengendalikan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Wibowo. (2016). Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Yukl, G. (2015). Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: PT Indeks.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan Sertifikat

Sertifikat 1 Sertifikat ini saya dapatkan ketika saya masih di tingkat 1 semester 2. Waktu itu saya duduk dikelas 1PA19. Bisa terlihat jelas dan tertera di sertifikat tersebut bahwa seminar bidang psikologi ini dilaksanakan di kampus J1 Universitas Gunadarma, Kalimalang, Bekasi. pada tanggal 27 Maret 2015. Dalam seminar ini, saya sebagai peserta. Tema yang diangkat dalam seminar ini yakni  Women and Surroundings:   To Treat and To Be Treated.   Pada waktu itu, dalam seminar ini perempuan yang paling banyak menghadiri seminar ini dibandingkan laki-laki, namun tidak menutup kemungkinan ada juga laki-laki yang hadir untuk mengikuti seminar yang sangat penting ini, termasuk teman kelas saya. Dalam seminar ini lebih membicarakan hal-hal perempuan, dimana banyak membicarakan apa yang dilakukan dan yang seharusnya dilakukan untuk lebih menghormati hak-hak perempuan. Saya lupa sekali siapa pembicara dalam seminar ini, namun yang pasti yang menjadi pembicara tersebut ad

Cerpen "Sebuah Penantian"

Sebuah Penantian     Mengambil  kesempatan di dalam kesempitan, mungkin hal itu yang layaknya sekarang dilakukan. Untuk bertahan hidup di sepanjang waktu. Hari demi hari sudah ku habiskan tanpa seorang ibu yang menemani. Kira-kira lebih dari dua tahun lamanya, ibu bekerja ke luar negeri menutupi seluruh hutang-hutang demi bertahan hidup . Sementara dengan saudara-saudara kandungku disini tak cukup menghilangkan betapa rindu kepada ibu yang jauh disana.     Rindu yang sekian lama dinanti, tapi ibu tak kunjung datang. Walaupun kata-kata ibu di telepon yang membuatku berharap, tapi tetap saja itu menjadi senjata ampuh untuk menarik ku ikut pergi bersamanya. Ibu rela menjadi seorang pedagang demi menutupi semua hutang dan menghidupi anak-anaknya seorang diri. Entah apa yang ada dalam pikiran ibu , begitu kuat dan tegar . Baginya, pekerjaan yang paling mulia adalah menjadi seorang pedagang. Yang melayani setiap pembelinya dengan penuh kesabaran.     “Pokoknya Kathin, kau tak bole

Who is Frank Epperson?

Frank Epperson (1894-1983) Penemu Es Lolipop A pa  kalian kenal es lolipop dan apakah kamu menyukainya? Yaps sekarang kita bahas yuk tentang es lolipop. Es lolipop itu merupakan jenis es yang disangga dengan stik atau batang kayu. Es lolipop ini bisa berupa eskrim, es lilin, atau es bercita rasa buah. Nah tahukah kamu siapa yang pertama kali menemukan cara membuat es lollipop? Beliau adalah Frank Epperson. Bapak Frank berasal dari Sanfransisco, California, Amerika Serikat. Beliau menemukan cara membuat es lolipop tanpa di sengaja ketika usia nya 11 tahun. Kala itu musim dingin, beliau meninggalkan segelas air soda beserta stik pengaduk di beranda rumah nya. Karena suhu udara sangat dingin, keesokan harinya air soda itu membeku  dengan stik tertancap di dalamnya.                              Pada 1922, Bapak Frank memperkenalkan hasil temuanya untuk pertama kalinya. Beliau menyajikan es lolipop di acara pesta dansa petugas pemadam kebakaran . Para pengunju