Teori
Kepribadian Sehat
Nama : Anak Agung Kartika Sari
Kelas : 2PA14
NPM : 10514983
a.
Aliran Psikoanalisis
Sigmund Freud
lahir di Moravia, 6 Mei 1856, dan wafat di London, 23 September 1939. Sigmund Freud
(1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisis dan dijuluki sebagai Bapak
Psikoanalisis yang sangat terkenal. Freud memulai karir ilmiahnya sebagai
seorang ahli neurologi yang mengobati pasien yang mengalami berbagai gangguan “saraf”
dengan prosedur kedokteran konvensional. Karena seringkali gagal, ia mencoba
teknik lain dan akhirnya menemukan metoda
asosiasi bebas. Dengan mendengarkan secra cermat asosiasi bebas secara
verbal tersebut, Freud mendeteksi tema konsisten yang merupakan manisfestasi keinginan dan rasa takut bawah sadar. Menurut Freud pikiran-pikiran yang direpres
atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal (menyimpang).Freud
menganalogikan pikiran manusia dengan gunung es. Bagian yang kecil yang tampak
di atas permukaan gunung es dianalogikan sebagai alam kesadaran (conscious),
bagian yang jauh lebih besar di bawah permukaan air dianalogikan sebagai alam bawah
sadar (unconscious). Pengalaman bawah
sadar ini merupakan gudang untuk impuls, keinginan, dan keinginan yang tidak
dapat diraih, dan menurut Freud pengalaman-pengalaman inilah yang mempengaruhi
pola pikir dan perilaku manusia. Menurut Freud ada bagian lain yang disebut
prasadar (preconscious), yang berisi
stimulus-stimulus yang belum direpres. Pandangan Freud secara lengkap adalah
sebagai berikut:
1. Tingkat
sadar atau kesadaran (conscious level)
Kesadaran merupakan
bagian kecil dari kepribadian. Pada tingkat ini aktivitas mental dapat disadari
setiap saat seperti berpikir, persepsi, dan lain-lain. Sebagian dari ego dan
super ego berada pada tingkat ini.
2. Tingkat
prasadar (preconscious level)
Dalam preconscious terdapat stimulus-stimulus
yang belum direpres, sehingga dapat dengan mudah ditimbulkan kembali dalam
kesadaran. Pada tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis yang
timbul biasa disadari hanya apabila individu memperhatikannya. Misalnya pengetahuan
yang telah disimpan dalam memori dan norma-norma moral yang sesewaktu ditampilkan
karena dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Tingkat
tidak sadar atau bawah sadar (unconscious
level)
Pada tingkat ini
aktivitas mental dan gejala-gejala psikis tidak disadari oleh individu,
gejala-gejala tersebut muncul dalam bentuk dorongan immoral,
pengalaman-pengalaman yang memalukan, harapan-harapan yang irrasional, dan
dorongan seksual yang tidak sesuai dengan norma masyarakat.
Selanjutnya Freud
mempunyai pandangan bahwa struktur kepribadian terdiri dari id, ego, dan super ego. Id merupakan bagian primitif dari
kepribadian, id mengandung insting seksual dan agresif. Id membutuhkan satisfaction dengan segera tanpa
memperhatikan realitas yang ada, sehingga disebut prinsip kenikmatan (pleasure principle). Ego disebut prinsip realitas, ego
timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi yang
sesuai dengan dunia objektif. Contohnya orang yang lapar mencari makan. Sedangkan
super ego merupakan prinsip moral (moral principle), yaitu mengontrol
perilaku dari segi moral.
Meskipun masing-masing bagian dari kepribadian total ini mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamisme dan mekanismenya sendiri. Namun mereka berinteraksi begitu erat satu sama lain sehingga sulit (tidak mungkin) untuk memisahkan pengaruhnya dan menilai sumbangan relatifnya terhadap tingkah laku manusia. Tingkah laku hampir selalu merupakan produk dan interaksi diantara ketiga sistem tersebut, jarang salah satu sistem berjalan terlepas dari kedua sistem lainnya.
Kepribadian yang sehat menurut psikoanalisis:
a. Menurut Freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah
b. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan dengan belajar
c. Mental yang sehat ialah seimbangangnya fungsi dari superego terhadap id
d.Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
e. Dapat menyesuaikan keadaan dengan berbagai dorongan dan keinginan.
Meskipun masing-masing bagian dari kepribadian total ini mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamisme dan mekanismenya sendiri. Namun mereka berinteraksi begitu erat satu sama lain sehingga sulit (tidak mungkin) untuk memisahkan pengaruhnya dan menilai sumbangan relatifnya terhadap tingkah laku manusia. Tingkah laku hampir selalu merupakan produk dan interaksi diantara ketiga sistem tersebut, jarang salah satu sistem berjalan terlepas dari kedua sistem lainnya.
Kepribadian yang sehat menurut psikoanalisis:
a. Menurut Freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah
b. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan dengan belajar
c. Mental yang sehat ialah seimbangangnya fungsi dari superego terhadap id
d.Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
e. Dapat menyesuaikan keadaan dengan berbagai dorongan dan keinginan.
Freud menyatakan isting terdiri dari instink hidup (life instinct) dan insting mati (death instinct). Insting hidup mencakup rasa lapar, haus, dan seks, yang merupakan kekuatan kreatif dan oleh Freud disebut libido. Sedangkan insting mati merupakan kekuatan destruktif, hal ini dapat ditujukan kepada diri sendiri, menyakiti diri sendiri, bunuh diri atau ditujukan keluar yang merupakan bentuk agresi.
Menurut Freud ada tiga macam kecemasan yaitu kecemasan objektif (realitas), yaitu kecemasan yang timbul dari kenyataan terhadap bahaya nyata. Kecemasan neurotic merupakan kecemasan atau rasa takut akan mendapat hukuman atas keinginan yang impulsive. Dan kecemasan moral merupakan rasa takut terhadap rasa hati.
Pandangan lain menurut Freud yang penting adalah tentang mekanisme pertahanan (defence mechanism). Mekanisme pertahanan ini bertujuan untuk menyalurkan dorongan-dorongan primitif yang tidak dapat dibenarkan oleh ego dan super ego. Mekanisme pertahanan ini berfungsi untuk melindung ego dan super ego dari ancaman dorongan primitif yang mendesak terus-menerus karena tidak diizinkan oleh super ego. Ada sembilan mekanisme pertahanan yang dikemukakan oleh Freud yaitu: a). represi b). pembentukan reaksi (reaction formation) c). proyeksi (projection) d). penempatan yang keliru (displacement) e). rasionalisasi (rasionalisation) f). supresi (supression) g). sublimasi (sublimation) h). kompensasi (compensation) i).regresi (regression).
b. Aliran Behaviouristik
Aliran psikologi behaviorisme
adalah sebuah aliran dalam psikologi yang pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958) yang berpendapat
bahwa perilaku harus merupakan unsur subjek tunggal. Psikologi behaviourisme
merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar
sejarahyang cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme
(yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjek) dan juga
psikoanalisis (berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak).
Behaviorisme secara keras
menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai objek studi dari
psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata dengan
demikian, behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen
seperti yang dipercayai oleh strukturalisme. Berarti juga behaviorisme sudah
melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan
masih memfokuskan diri pada proses-proses mental. Fungsionalisme menjadi dasar
bagi behaviorisme melalui pengaruhnya pada tokoh utama behaviorisme, yaitu
Watson.dasar pemikiran Watson yang memfokuskan diri lebih proses mental
daripada elemen kesadaran, fokusnya perilaku nyata dan pengembangan bidang
psikologi pada animal psychology dan child psychology, yang merupakan
pengaruh dari fungsionalisme. Meskipun demikian Watson menunjukkan kritik tajam
pada fungsionalisme.
Aliran behaviorisme mempunyai 3
ciri penting, yaitu:
1. Menekankan
pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku
2. Menekankan
pada perilaku yang dipelajari daripada perilaku yang tidak dipelajari.
Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan
3. Memfokuskan
pada perilaku binatang. Menurutnya tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dengan perilaku binatang. Manusia dapat belajar tentang perilakunya
sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
Menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi berupa respon terhadap rangsangan itu. Salah satu penganut Watson yang sangat besar masukannya untuk perkembangan behaviorisme adalah B.F Skinner. Aliran ini memandang manusia seperti mesin yang dapat dikendalikan perilakunya lewat suatu pengondisian. Ini menganggap manusia yang memberikan respon positif yag berasal dari luar. Dalam aliran ini manusia dianggap tidak memiliki sikap diri sendiri.
Jadi menurut behaviorisme manusia dianggap memberikan respon secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan buruk akan menghasilkan manusia yang buruk, dan lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia yang baik. Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri. Kepribadian sehat menurut behavioristik yaitu:
1. Memberikan
respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya
2. Bersifat
sistematis dan bertindak dengan dipengaruhioleh pengalaman sangat dipengaruhi
oleh factor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan
sendiri.
3. Menekankan
pada tingkah laku yang dapt diamati dan menggunakan metode yang objektif
c.
Aliran Humanistik
Aliran humanistik merupakan
kontribusi besar dari psikolog-psikolog terkenal seperti Carl Rogers, Gordon
Allport, dan Abraham Maslow. Abraham Maslow dianggap sebagai bapak dari
psikologi humanistik. Humanistik muncul sebagai gerakan besar psikologi pada
tahun 1950-1960an dimana lairan ini merasa tidak puas terhadap psikologi
behavioristic dan psikoaalisa. Menurut Maslow psikologi harus lebih manusiawi,
yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusiaan. Psikologi
harus mempelajari kedalaman sifat manusia selin mempelajari yang nampak, juga
mempelajari perilaku yang tidak nampak. Humanistik menegaskan adanya
keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri.
Manusia mempunyai potensi di dalam dirinya untuk berkembang sehat dan kreatif.
Kreativitas adalah potensi semua orang yang tidak memerlukan bakat dan kemampan
khusus.
Aliran ini mengkritik aliran
behaviorisme yang menekankan pada stimulasi tingkah laku yang teramati. Menurut
aliran Humanistik, pandangan Behaviorisme terlalu menyederhanakan dan
melalaikan manusia dari pengalaman batinnya, tingkah lakunya yang kompleks,
nilai-nilai cinta kasih atau kepercayaan, juga potensi dan aktualisasi diri
dari Humanistik sangat mementingkan self (diri)
manusia sebagai pemersatu yang menerangkan pengalaman-pengalaman subjektif
individual. Aliran humanistik juga tidak menyetujui pandangan psikoanalisis
yang cenderung pesimistik dan pandangan behaviorisme yang cenderung memandang
manusia sebagai netral. Menurut aliran Humanistik, Psikoanalisis, dan
Behaviorisme telah salah memandang tingkah laku manusia, yaitu sebagai tingkah
laku yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan diluar kekuasaannya (entah sadar
entah tidak). Humanistik memandang manusia pada hakikatnya adalah baik.
Perbuatan-perbuatan manusia yang kejam dan mementingkan diri sendiri dipandang
sebagai tingkah laku patologik yang disebabkan oleh penolakan dan frustasi dari
sifat yang pada dasarnya baik tersebut.
Ada 4 ciri psikologi yang
berorientasi Humanistik, yaitu:
1. Memusatkan
perhatian pada person mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai
fenomena primer dalam mempelajari manusia.
2. Memberi
tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas,
aktualisasi diri, sebagai lawan pandang terhadap manusia yang mekanistis dan
reduksionistis.
3. Menyadarkan
diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan
prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan
4. Memberikan
perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat
manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap
individu.
Menurut aliran Humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri, bukan saja mengandalkan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif. Ciri dari kepribadian sehat adalah mengaktualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman masa lalu. Keunikan yang sehat menurut Humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1. Menjalani
hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2. Mencoba
hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya
3. Lebih
memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara
tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4. Jujur,
menghindari kepura-puraan dalam bersandiwara
5. Siap
menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang
6. Memikul
tanggung jawab
7. Bekerja
keras untuk apa saja yang ingin dilakukan
Gordon Allport (1897-1967).
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia. Teori
Allport telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk yang
baik dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu “ gambaran
kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung” memandang
satu pribadi positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi
sehat.
Kepribadian sehat menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud. Dorongan yang bersifat konstruktif adalah sangat penting bagi orang-orang yang sehat secara psikologis. Orang-orang yang demikian mengejar secara aktif tujuan-tujuan, harapan-harapan, dan impian-impian, dan kehidupan mereka dibimbing oleh suatu perasaan akan maksud, dedikasi, dan komitmen. Pengejaran terhadap suatu tujuan tidak pernah berakhir; apabila suatu tujuan harus dibuang, maka suatu motif yang baru harus cepat dibentuk. Orang yang sehat melihat ke masa depan dan hidup dalam masa depan.
Kepribadian sehat menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud. Dorongan yang bersifat konstruktif adalah sangat penting bagi orang-orang yang sehat secara psikologis. Orang-orang yang demikian mengejar secara aktif tujuan-tujuan, harapan-harapan, dan impian-impian, dan kehidupan mereka dibimbing oleh suatu perasaan akan maksud, dedikasi, dan komitmen. Pengejaran terhadap suatu tujuan tidak pernah berakhir; apabila suatu tujuan harus dibuang, maka suatu motif yang baru harus cepat dibentuk. Orang yang sehat melihat ke masa depan dan hidup dalam masa depan.
Allport mengemukakan bahwa semua
fungsi diri telah dijelaskan disebut dengan fungsi proprium dari
kepribadian yang sehat. Fungsi-fungsi ini termasuk perasaan jasmaniah,
identitas diri, harga diri, perluasan diri, rasa keakuan, pemikiran rasional,
gambaran diri, usaha proprium, gaya kognitif dan fungsi mengenal. Semuanya
merupakan bagian yang sebenarnya dan vital dari kepribadian sehat.
Fungsi-fungsi tersebut sama-sama memiliki suatu arti fenomenal dan “ makna
penting”. Fungsi-fungsi itu bersama disebut sebagai proprium. Proprium itu
tidak dibawa sejak lahir, melainkan berkembang karena usia.
Allport menunjukkan tujuh aspek dalam perkembangan proprium atau ke-diri-sendiri-an (self hood). Selama 3 tahun pertama, tiga aspek muncul, yakni : rasa diri jasmaniah, rasa identitas-diri berkesinambungan dan harga-diri atau rasa bangga. Antara usia 4 sampai 6 tahun, dua aspek lainnya muncul, yakni : perluasan diri (the extension of self), dan gambaran diri. Suatu waktu antara usia 6 dan 12 tahun, anak mengembangkan kesadaran-diri sehingga ia dapat menanggulangi masalah-masalahnya dan akal pikiran. Selama masa remaja, munculah intensi-intesi, tujuan-tujuan jangka panjang, dan cita-cita yang masih jauh. Aspek-aspek ini disebut usaha proprium.
Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport
Menurut Allport, faktor utama
tingkah laku orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan
selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi
fungsional. Kualitas kepribadian yang matang menurut Allport, yakni sebagai
berikut:
1. Perluasan
Perasaan Diri (extension of the self)
Ketika orang menjadi matang, dia
mengembangkan pehatian-perhatian di luar diri. Orang harus menjadi partisipan
yang langsung dan penuh. Allport menamakan hal ini “partisipasi otentik yang
dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”.
Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas. Dalam pandangan Allport, suatu
aktivitas harus relevan dan penting bagi diri; harus berarti sesuatu bagi orang
itu. Apabila anda mengerjakan suatu pekerjaan karena anda percaya bahwa
pekerjaan itu penting, karena pekerjaan itu menantang kemampuan-kemampuan anda,
atau karena mengerjakan pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya membuat anda merasa
enak, maka anda merupakan seorang partisipan yang otentik dalam pekerjaan itu.
Aktivitas itu lebih berarti bagi anda daripada pendapatan yang diperoleh;
aktivitas itu memuaskan kebutuhan kebutuhan lain juga. Semakin seseorang
terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin
juga dia akan sehat secara psikologis. Perasaan partisipasi otentik ini berlaku
bagi pekerjaan kita, hubungan dengan keluarga dan teman-teman, kegemaran, dan
keanggotaan kita dalam politik dan agama.
2. Hubungan
Diri yang Hangat dengan Orang Lain
Allport membedakan dua macam
kehangatan alam hubungan dengan orang-orang lain; kapasitas untuk keintiman dan
kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu
memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orangtua, anak, partner, teman akrab.
Orang mengungkapkan paritisapi otentik dengan orang yang dicintai dan
memperlihatkan kesejahteraannya; hal ini sama dengan kesejahteraan individu
sendiri. Syarat lain bagi kapasitas untuk keintiman adalah suatu perasaan
identitas diri yang berkembang dengan baik. Orang yang neurotis harus menerima
cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya. Apabila
mereka memberi cinta, maka cinta itu diberikan dengan syarat-syarat dan
kewajiban-kewajiban yang bersifat timbal balik. Cinta dari orang–orang yang
sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat. Perasaan terharu,
tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia
dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat memiliki
kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaanpenderitaan,
ketakutan-ketakutan, dan kegagalan-kegagalan yang merupakan ciri kehidupan
manusia. Empati itu timbul melalui “perluasan imajinatif dari perasaan orang
sendiri terhadap kemanusiaan pada umumnya. Kepribadian yang matang sabar
terhadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya.
Orang-orang yang sehat menerima kelemahan-kelemahan manusia
3. Keamanan
Emosional
Sifat dari kepribadian yang
sehat ini meliputi beberapa kualitas; kualitas utama adalah penerimaan diri.
Kepribadian-kepribadian yang sehat mempu menerima semua segi dari ada mereka,
termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekuarangan tanpa menyerah secara
pasif pada kelemahan-kelemahan tersebut. Orang sehat mampu hidup dengan ini dan
segi-segi lain dalam kodrat manusia, dengan sedikit konflik dalam diri mereka
atau dengan masyarakat. Mereka berusaha bekerja sebaik mungkin dan dalam proses
mereka berusaha memperbaiki diri mereka. Kepribadian-kepribadian yang sehat
juga mampu menerima emosi-emosi mereka, mereka bukan tawanan dari emosi-emosi
mereka, dan mereka juga tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu.
Kepribadian yang sehat mengontrol emosi-emosi mereka. Orang yang neurotis,
menyerah pada emosi apa saja yang dominan pada saat itu. Berkali-kali
memperlihatkan kemarahan atau kebencian, betapapun perasaan-perasaan itu
mungkin tidak tepat. Kualitas lain dari keamanan emosional ialah apa yang
disebut Allport “sabar terhadap kekecewaan”. Orang yang sehat sabar menghadapi
kemunduran-kemunduran; mereka tidak menyerahkan diri kepada kekecewaan, tetapi
mampu memikirkan cara-cara yang berbeda, yang kurang menimbulkan kekecewaan
untuk mencapai tujuan-tujuan yang sama atau tujuan-tujuan substitusi.
Orang-orang yang sehat tidak bebas dari perasaan-perasaan tidak aman dan
ketakutan-ketakutan, tetapi mereka merasa kurang terancam dan dapat
menanggulangi perasaan-perasaan tersebut lebih baik daripada orang-orang yang
neurotis.
4. Persepsi
Realistis
Orang-orang yang sehat memandang
dunia mereka secara objektif. Sebaliknya orang yang neurotis kerapkali harus
mengubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan,
dan ketakutan-ketakutan mereka sendiri. Orang-orang yang sehat tidak perlu
percaya bahwa orang-orang lain atau situasi-situasi semuanya jahat atau
semuanya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka menerima
realita sebagaimana adanya.
5. Keterampilan-keterampilan
dan Tugas-tugas
Allport menekankan pentingnya
pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Keberhasilan
dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan
bakat-bakat tertentu suatu tingkat kemampuan. Kita juga harus menggunakan
keterampilan-keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan
menempatkan diri sepenuhnya alam pekerjaan kita. Komitmen dalam orang-orang
yang sehat begitu kuat sehingga mereka sanggup menenggelamkan semua pertahanan
yang berhubungan dengan ego dan dorongan (seperti kebanggaan) ketika mereka
terbenam dalam pekerjaan. Dedikasi terhadap pekerjaan ini ada hubungannya
dengan gagasan tentang tanggung jawab dan dengan kelangsungan hidup yang positif.
Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan konstinuitas untuk
hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif
tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukan dengan dedikasi, komitmen,
dan keterampilan-keterampilan.
6. Pemahaman Diri
Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan/perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya. Semakin dekat hubungan antara kedua gagasan ini, maka individu juga semakin matang. Hubungan lain yang penting adalah hubungan antara apa yang dipikirkan orang-orang lain tentang dirinya itu. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang-orang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif. Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri (self objectification) yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain. Orang itu akan menjadi hakim yang seksama terhadap orang-orang lain, dan biasanya dia diterima dengan lebih baik oleh orang-orang lain. Allport juga mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang. Selain itu, terdapat korelasi yang tinggi antara tingkat wawasan diri dan perasaan humor, yakni tipe humor yang menyangkut persepsi tentang hal-hal yang aneh dan hal-hal yang mustahil serta kemampuan untuk menertawakan diri sendiri. (Allport membedakan humor ini dari humor komik kasar yang menyangkut seks dan agresi).
Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan/perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya. Semakin dekat hubungan antara kedua gagasan ini, maka individu juga semakin matang. Hubungan lain yang penting adalah hubungan antara apa yang dipikirkan orang-orang lain tentang dirinya itu. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang-orang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif. Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri (self objectification) yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain. Orang itu akan menjadi hakim yang seksama terhadap orang-orang lain, dan biasanya dia diterima dengan lebih baik oleh orang-orang lain. Allport juga mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang. Selain itu, terdapat korelasi yang tinggi antara tingkat wawasan diri dan perasaan humor, yakni tipe humor yang menyangkut persepsi tentang hal-hal yang aneh dan hal-hal yang mustahil serta kemampuan untuk menertawakan diri sendiri. (Allport membedakan humor ini dari humor komik kasar yang menyangkut seks dan agresi).
7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang-orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Orang-orang ini mempunyai suatu perasaan akan tujuan, dan memberikan kontinuitas bagi kepribadian mereka. Allport menyebutkan dorongan yang mempersatukan ini adalah arah (direction), arah ini membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu tujuan serta memberikan alasan orang itu untuk hidup.Tanpa tujuan kita mungkin akan mengalami masalah-masalah kepribadian. Mustahil memiliki kepribadian yang sehat tanpa memiliki aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan. Allport menekankan bahwa nilai-nilai bersama dengan tujuan-tujuannya sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan orang yang neoritis tidak memiliki nilai-nilai yang bersifat sementara. Suara hati berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati yang tidak matang sama seperti suata hati anak-anak, yang patuh dan membudak, penuh pembatasan dna larangan-larangan yang dibawa dari masa anak-anak ke masa dewasa. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab pada diri sendiri dan kepada orang lain, serta berakar pada nilai-nilai agama dan nilai etis.
Orang-orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Orang-orang ini mempunyai suatu perasaan akan tujuan, dan memberikan kontinuitas bagi kepribadian mereka. Allport menyebutkan dorongan yang mempersatukan ini adalah arah (direction), arah ini membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu tujuan serta memberikan alasan orang itu untuk hidup.Tanpa tujuan kita mungkin akan mengalami masalah-masalah kepribadian. Mustahil memiliki kepribadian yang sehat tanpa memiliki aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan. Allport menekankan bahwa nilai-nilai bersama dengan tujuan-tujuannya sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan orang yang neoritis tidak memiliki nilai-nilai yang bersifat sementara. Suara hati berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati yang tidak matang sama seperti suata hati anak-anak, yang patuh dan membudak, penuh pembatasan dna larangan-larangan yang dibawa dari masa anak-anak ke masa dewasa. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab pada diri sendiri dan kepada orang lain, serta berakar pada nilai-nilai agama dan nilai etis.
e. Pendapat Rogers
Rogers lebih mementingkan dinamika daripada struktur kepribadian. Rogers mengurusi cara bagaimana kepribadian berubah dan berkembang. Dari 19 rumusannya mengenai hakikat produk, diperoleh tiga konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya, yaitu self, organisme, dan medan fenomena. Konsep pokok dan kepribadian Rogers adalah self. Self merupakan struktur kepribadian yang sebenarnya. Self atau konsep self adalah konsep menyeluruh yang ajeg dan terorganisir tersusun dari persepsi ciri-ciri tentang “I” atau “me” (aku sebagai subjek atau aku sebagai obyek) dan persepsi hubungan “I” atau “me” dengan orang lain dan berbagai aspek kehidupan. Konsep self menggambarkan konsepsi orang tentang dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya. Konsep self juga menggambarkan pandangan diri dalam kaitannya dengan berbagai perannya dalam kehidupan dan dalam kaitannya dengan hubungan interpersonal.
Carl Rogers mendeskripsikan the self atau self structure sebagai sebuah konstruk yang menunjukkan bagaimana
setiap individu melihat dirinya sendiri. Self ini dibagi dua yaitu real self dan ideal self. Real self adalah keadaan diri individu saat ini,
sementara ideal self adalah keadaan
diri individu yang ingin dilihat oleh individu atau apa yang ingin dicapai oleh
indivi tersebut.
Perhatian Rogers yang utama
adalah bagaimana organisme dan self dapat dibuat lebh kongruen atau sebidang. Artinya
ada saat dimana self berada pada keadaan inkogruen, kongruen self ditentukan
oleh kematangan, penyesuaian, dan kesehatan mental. Self yang kongruen adalah
yang mampu untuk menyamakan antara interpretasi dan persepsi self I dan self me
sesuai dengan realitas dan intrepretasi self yang lain. Semakin besar dan lebar
ketidaksebidangan, maka semakin besar dan lebar pula penderitaan yang
dirasakan. Jika tidak mampu, maka akan terjadi inkongruensi atau maladjustment atau neurosis.
Organisme mencakup 4 hal, yaitu:
1. Makhluk
hidup, makhluk yang lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya.
2. Realitas
subjektif, organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya.
3. Holisme,
organisme adalah satu kesatuan sistem.
4. Medan
fenomena, seluruh pengalaman pribadi seseorang sepanjang hidupnya di dunia.
Peranan positive regards dalam
pembentukan kepribadian individu
Setiap individu memiliki kebutuhan basic akan kebutuhan kehangatan, penghargaan, penerimaan, cinta
kasih, dan saying dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regards yang terbagi lagi menjadi dua, yaitu conditional positive regards (bersyarat)
dan unconditional positive regards (tak
bersyarat). Pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan
positif tak bersyarat, karena ini penting dihargai, diterima, disayangi,
dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu akan menerima dengan penuh
kepercayaan.
Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
Rogers memberikan 5 sifat orang
yang berfungsi sepenuhnya, yaitu:
1. Keterbukaan
pada pengalaman (openness to experience)
Salah satu dari 5 wilayah utama
kepribadian yang ditemukan oleh para psikolog. Keterbukaan aktif melibatkan
imajinasi, estetika sensitivitas, perhatian terhadap perasaan batin, preferensi
untuk berbagi, dan keingintahuan intelektual.
2. Kehidupan
eksistensial (existential living)
Sebagian didasarkan paa
eksistensial keyakinan bahwa manusia sendirian di dunia.
3. Kepercayaan
terhadap organisme orang sendiri (organismic
trusting)
Mempercayai kepercayaan
seseorang, pikiran, dan perasaan sebagai akurat. Lakukan apa yang dating secara
alami.
4. Perasaaan
bebas (experiantal freedom)
Untuk mengakui kebebasan
seseorang dan bertanggung jawab atas tindakan sendiri.
5. Kreativitas
(creativity)
Penuh partisipasi di dunia,
termasuk memberikan kontribusi bagi kehidupan orang lain.
Maksud dari orang yang berfungsi
sepenuhnya yaitu orang atau manusia yang dapat menjalankan tugas, peran, dan
fungsinya dengan baik. Sehingga orang tersebut dapat mencapai kesehatan mental
yang utuh.
f. Pendapat Maslow (Hierarki Kebutuhan Manusia)
Teori kebutuhan manusia yang
sering dijadikan acuan adalah hierarki kebutuhan manusia yang dipublikasikan
Abraham Maslow pada tahun 1970. Abraham Maslow adalah seorang psikolog aliran
humanism yang hidup pada tahun 1908-1970. Menurut Maslow ada lima hierarki
kebutuhan manusia (five hierarchy of
needs). Ia menciptakan sebuah model kebutuhan manusia yang terdiri dari
beberapa tingkat, mulai dari yang terendah sampai tertinggi.
Persyaratan untuk mencapai
aktualisasi diri (self actualization)
ialah memuaskan 4 kebutuhan yang berada dalam tingkat yang lebih rendah, yaitu
(1) Kebutuhan fisiologis (physiological
needs), kebutuhan bersifat logis guna memebuhi aspek jasmaniah. Seperti makan,
minum, tidur, rekreasi, seksual, dan istirahat; (2) Kebutuhan akan rasa aman (safety needs), keinginan terhindar dari
rasa takut, ancaman yang membahayakan bagi dirinya; (3) Kebutuhan akan rasa memiliki
dan cinta (belonging needs and love needs),
kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan orang lain; (4) Kebutuhan akan
penghargaan (esteem needs), kebutuhan
akan menghargai dan dihargai orang lain.. Kebutuhan-kebutuhan ini harus
sekurang-kurangnya sebagai dipuaskan dalam urutan ini, sebelum timbul kebutuhan
akan aktualisasi diri.
Dari urutan satu sampai dengan
urutan tertinggi yaitu urutan kelima yaitu aktualisasi diri harus berjalan
berkesinambungan ketika kebutuhan yang paling dasar telah terpenuhi akan
berlanjut ke tingkat kebutuhan selanjutnya pada puncak aktualisasi diri. Aktualisasi
diri inilah kesehatan mental dapat tercapai pula.
Kepribadian sehat menurut pendapat Abraham Maslow
Menurut Abraham Maslow, pribadi
yang sehat adalah pribadi yang mampu mengaktualisasikan diri. Bagi Maslow,
motivasi seseorang untuk aktualisasi diri bagi pribadi yang sehat tidak hanya
didasarkan oleh kebutuhan-kebutuhan untuk memenuhi kekurangannya (deficit motivated), tetapi oleh metamotivasi yaitu nilai-nilai hidup
termasuk kebenaran, keindahan, kebijaksanaan, kebijaksanaan, kesatuan, dan
kemerdekaan.
Teori Erich Fromm adalah teori
yang menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatiannya
pada penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat
tertentu membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut
sesuai dengan nilai yang ada pada masyarakat.
Dorongan
Kepribadian yang Sehat
Fromm mengemukakan lima kebutuhan kebebasan yang
berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan, kebutuhan dasar menurut Fromm
yaitu :
1. Kebutuhan akan
keterhubungan
Kebutuhan ini adalah Cara
spesifik, aktif, dan produktif mencintai orang lain. Cinta memuaskan kebutuhn
akan keamanandan juga menimbulkan suatu perasaan integritas dan
individualistis.
2. Kebutuhan akan
trandensi
Kebutuhan manusia untuk
mengatasi atau melebih-lebihi peranan-peranan pasif sebagai ciptaan. Kebutuhan ini
mengungguli alam menjadi makhluk yang kreatif.
3. Kebutuhan keberakaran
Berakar maksudnya adalah
ikatan. Pada dasarnya manusia diciptakan untuk menjalin ikatan0ikatan yang kuat
dalam tali persaudaraan.
4. Kebutuhan akan
identitas
Berusah untuk memiliki
rasa identitas dan keunikan guna menciptakan rasa yang terlepas dari dunia.
5. Kebutuhan akan
kerangka orientasi
Kebutuhan akan mencari suatu
perasaan yang unik ialah suatu pencarian (frame
of reference) atau konteks dimana seseorang menginterpretasikan semua
gejala dunia.
Kebutuhan akan mencari suatu perasaan yang unik ialah suatu
pencarian (frame of reference) atau
konteks dimana seseorang menginterpretasikan semua gejala dunia. Kebutuhan tersebut adalah sifat alamiah dari manusia menurut Fromm dan ini
berubah saat evolusi namun manisfestasi dari kebutuhan ini adalah akan
memunculkan potensi-potensi batiniah ditentukan oleh aturan-aturan sosial
dimana dia hidup dan kepribadian seseorang berkembang menurut
kesempatan-kesempatan yang diberikan kepadanya oleh masyarakat tertentu. Sehingga kepribadian sehat menurut Fromm adalah penyesuaian diri seseorang
dalam masyarakat merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuhan batin dan tuntutan
dari luar.
Daftar Pustaka
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Apliksi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Basuki, Heru A.M. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Apliksi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Lindsay,Gardner. Editor: Sugiyono.
1993. Psikologi Kepribadian 3 Teori-Teori Kepribadian dan Behavioristik. Yogyakarta: Kanisius
Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
http://ariefksmwrdn.blogspot.co.id/2015/03/teori-kepribadian-sehat-menurut-aliran.html
Komentar
Posting Komentar